REVIEW MATERI MATA KULIAH SEJARAH SOSIAL INDONESIA PERTEMUAN KE-3
A. Metode-Metode Dalam Kajian Sejarah Sosial
Menurut Louis Gottschalk, metode adalah
cara untuk mendapatkan obyek yang bertujuan agar kegiatan penelitian dapat
berjalan dengan lancar, khususnya dalam menulis sejarah sosial yang menggunakan
pendekatan dan ilmu sosial lain.
1. Metode kualitatif, merupakan suatu metode berganda
dalam fokus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajib terhadap
setiap pokok permasalahannya. Metode kualitatif melibatkan penggunaan dan
pengumpulan berbagai bahan empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi,
intropeksi, riwayat hidup, wawancara, dan lain-lain.
2. Metode kuantitatif didasarkan pada kuantitas atau
jumlah yang berkaitan erat dengan angka, jumlah populasi, luas wilayah, dan
lain-lain.
Sejarawan perlu menciptakan sendiri
modelnya yang paling tepat menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi dalam
dinamika sosial-sejarah suatu masyarakat. Berikut beberapa contoh model yang
telah dipakai sejarawan dalam merekonstruksi masa lalu.
1. Model Evolusi
Model evolusi menunjukkan jenis penulisan
yang melukiskan perkembangan sebuah masyarakat itu berdiri sampai menjadi
sebuah masyarakat yang kompleks. Model ini hanya dapat diterapkan pada bahan
kajian yang memang mencoba mengkaji masyarakat dari permulaan berdirinya, yaitu
jika memang sumber-sumber sejarahnya memungkinkan untuk penulisan yang begini. Salah
satu contoh tulisan model evolusi yaitu karya Kenneth A. Lockridge yang
berjudul A New England Town: The First Hundred Years, Dedham, Massachusetts,
1636-1736.
2.
Model Lingkaran Sentral
Model ini tidak menulis mengenai kota atau
masyarakat dari awal, tetapi dari titik yang sudah menjadi. Setiap penulisan
yang bertolak dari titik sejarah di tengah-tengah demikian biasanya selalu
mulai dengan lukisan sinkronis tentang masyarakat itu, baru kemudian secara
diakronis ditunjukkan pertumbuhannya. Model lingkaran sentral ini diambil dari
telaah atas tulisan LeRoy Ladurie yang berjudul The Peasants of Languedoc.
Tulisan itu melukiskan masyarakat petani di Languedoc, Perancis.
3.
Model Interval
Model ini merupakan kumpulan dari lukisan
sinkronis yang diurutkan dalam kronologis sehingga tampak perkembangannya,
sekalipun tidak tampak benar hubungan sebab akibat.
4.
Model Tingkat Perkembangan
Model ini adalah penerapan dari teori
perkembangan masyarakat yang diangkat dari sosiologi. Dalam tulisan Neil J. Smelser
tentang Revolusi Industri, sosiolog Smelser memakai model diferensiasi
struktural untuk melukiskan tahap-tahap perkembangan Revolusi Industri dan
masyarakat Inggris khususnya golongan pekerja. Model ini mengatakan bahwa dalam
sebuah kondisi tertentu dari suatu dis-equilibrium sosial, struktur sosial akan
berubah sedemikian rupa sehingga peranan yang semula meliputi berbagai tipe
kegiatan menjadi semakin terspesialisasi; dengan kata lain, struktur sosial
menjadi semakin kompleks dan dipilah-pilahkan. Dengan model analisis yang
abstrak inilah dapat disoroti perkembangan kearah masyarakat industri dimana pun
dan kapan pun. Kunci dari pendekatan Smelser ialah structural
differentiation, yaitu proses semakin menuju pada spesialisasi.
5.
Model Jangka Panjang-Menengah-Pendek
Model ini diambil dari cara Ferdinand
Braudel menangani sejarah sosial. Braudel membagi sejarah dalam tiga macam
keberlangsungan. Pertama, sejarah jangka panjang yang perubahannya lamban,
merupakan perulangan yang konstan dan perkembangan waktu yang tidak terlihat. Misalnya,
mengenai hubungan manusia dengan lingkungannya (geographical time). Kedua,
perkembangan yang lamban, namun dapat dirasakan ritmenya. Disinilah letak
sejarah itu sendiri. Braudel menyebutnya sebagai sejarah jangka menengah yang
menempati sebuah social time. Ketiga, sejarah jangka pendek, yaitu sejarah
dari kejadian-kejadian. Disini sejarah berjalan dengan serba cepat,
pendek-pendek, dalam fluktuasi yang menggelisahkan. Braudel menyebutnya sebagai
sejarah yang berdimensi individual (individual time).
6.
Model Sistematis
Model ini terutama sangat sesuai untuk
menelusuri sejarah sosial dalam arti perubahan sosial. Model ini diambil dari
buku Thomas C. Cochran yang berjudul Social Change in America yang
mencoba membuat pendekatan yang sistematis terhadap perubahan sosial di Amerika
dalam abad ke-20.
B.
Teori-Teori Sosial
Stratifikasi sosial merupakan sistem
pembedaan individu atau kelompok dalam masyarakat, yang menempatkannya pada
kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta
kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan dengan
lapisan lainnnya. Penggolongan dalam kelas-kelas tersebut berdasarkan dalam
suatu sistem sosial tertentu ke dalam suatu lapisan-lapisan yang lebih
hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise. Stratifikasi
sosial terjadi karena adanya pembagian kelas sosial di masyarakat.
Sifat
dari sistem stratifikasi sosial ada yang tertutup dan ada yang terbuka. Sistem bersifat
tertutup tidak memungkinkan terjadinya perpindahan seseorang dari lpisan yang
satu ke yang lain, baik ke bawah maupun ke awats. Keanggotaan dari suatu
laposan tertutup diperoleh melalu kelahiran atau suatu ideologi. Sistem stratifikasi
tertutup dapat dilihat pada masyarakat berkasta, pada masyarakat feodal, pada
masyarakat rasial, dan sebagainya. Kemudian pada sistem stratifikasi terbuka,
setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan skill
dan kecakapannya untuk meningkatkan stratifikasi sosial atau turun ke lapisan
sosial dibawahnya.
Diferensiasi
sosial merupakan gambaran mengenai keberagaman pengelompokan sosial dalam
masyarakat. Diferensiasi sosial adalah pembedaan anggota masyarakat ke dalam
golongan secara horizontal, mendatar, dan sejajar atau tidak memandang
perbedaan lapisan. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut
yang lebih tinggi daripada golongan lain. Dengan demikian, dalam diferensiasi
sosial tidak dikenal adanya tingkatan atau pelapisan, seperti pembagian kelas
atas, menengah, dan bawah. Pembedaan yang ada dalam diferensiasi sosial
didasarkan atas latar belakang sifat-sifat dan ciri-ciri yang tidak sama dalam
masyarakat, klan, etnis, dan agama. Semua itu disebut kemajemukan sosial,
sedangkan pengelompokkan berdasarkan profesi dan jenis kelamin disebut
heterogenitas sosial.
Komentar
Posting Komentar