Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

REVIEW MATA KULIAH SEJARAH PEDESAAN PERTEMUAN KE-14

Sejarah pedesaan kelihatannya selalu dianak tirikan. Sejarah pedesaan seakan tidak terlalu penting dan jarang ada yang menulis tentang sejarah pedesaan. Padahal sejarah pedesaan di Indonesia sangat terkait erat dengan perjalanan bangsa Indonesia, sehingga pemahaman yang kurang tentang sejarah pedesaan membuat ketidakpahaman apa yang akan ditulis tentang sejarah pedesaan. Sejarah pedesaan menjadi salah satu tujuan pemerintah dalam Pembangunan Nasional. Namun, hingga saat ini banyak generasi muda yang tidak mengetahui sejarah sejarah desa yang ia tinggali. Hal ini disebabkan pemerintah desa hanya fokus pada perkembangan ekonomi dan pembangunan desa. Padahal masyarakat desa wajib mengetahui sejarah desanya agar ketika orang asing bertanya tentang sejarah desa, ia dapat menjelaskan dengan baik. Aktifitas pedesaan tidak hanya pertanian. Namun, hal tersebut tidak cukup memadai sebab kita juga harus mengaitkannya dengan konteks perubahan dan perkembangan dunia karena desa juga merupakan bag

REVIEW MATERI MATA KULIAH SEJARAH PEDESAAN PERTEMUAN KE-13

Pengertian tentang desa cukup beragam. Oleh karena itu, beberaoa tokoh sosiologi pedesaan dan antropologi memberikan pandangan yang beragam tentang desa. menurut Koentjaraningrat, desa dimaknai sebagai komunitas kecil yang menetap tetap di suatu tempat. Pemaknaan tentang desa menurut pandangan ini menekankan pada cakupan, ukutan atau luasan dari sebuah komunitas, yaitu cakupan dan ukuran atau luasan yang kecil.             Pengertian lain tentang desa dikemukakan oleh Hayami dan Kikuchi bahwa desa sebagai unit dasar kehidupan kelompok terkecil di Asia. Dalam konteks ini “desa” dimaknai sebagai suatu “desa alamiah” atau dukuh tempat orang hidup dalam ikatan keluarga dalam suatu kelompok perumahan dengan saling ketergantungan yang besar dibidang sosial dan ekonomi. Pemaknaan terhadap desa dalam konteks ini ditekankan pada aspek ketergantungan sosial dan ekonomi di masyarakat yang direpresentasikan oleh konsep-konsep penting pada masyarakat desa, yaitu cakupan yang bersifat kecil dan ke

REVIEW MATERI MATA KULIAH SEJARAH PEDESAAN PERTEMUAN KE-12

  Sebagai ilmu, sejarah termasuk ilmu empiris (dari bahasa Yunani impeiria yang berarti “pengalaman”). Sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman itu direkam dalam dokumen. Dokumen-dokumen itulah yang diteliti oleh sejarawan untuk menentukan fakta yang kemudian diinterpretasi. Dari interpretasi atas fakta, barulah muncul tulisan sejarah. Ada kalanya dokumen yang terlalu banyak menjadi masalah bagi sejarawan, bagaimana mengolah atau menyeleksinya.   Sejarawan diharapkan dapat dipercaya dan mampu menjelaskan persoalan-persoalan yang penting. Dalam metode penelitian, kritik merupakan suatu keharusan bagi para sejarawan agar tidak terlena pada sumber-sumber yang telah ia miliki, yang terkadang didapatkannya melalui usaha yang susah payah. Kritik merupakan sesuatu   yang dilakukan dengan penuh pertimbangan dan perhitungan untuk kemudian memutuskan sesuatu hal. Dalam konteks sejarah, kritik diperlukan untuk dapat melakukan pertimbangan terkait dengan sumber-sumber yang te

REVIEW MATERI MATKUL SEJARAH PEDESAAN PERTEMUAN KE-11

  Pola kebudayaan masyarakat desa termasuk pola kebudayaan tradisional yaitu merupakan produk dari benarnya pengaruh alam terhadap masyarakat yang hidupnya tergantung pada alam. Menurut Paul H. Landis, besar kecilnya pengaruh alam terhadap pola kebudayaan tradisional ditentukan oleh: 1) sejauh mana ketergantungan terhadap alam, 2) tingkat teknologi yang dimiliki, dan 3) sistem produksi yang diterapkan. Paul H. Landis juga mengemukakan ciri-ciri kebudayaan tradisional, yaitu 1) adaptasinya pasif, 2) rendahnya tingkat invasi, 3) tebalnya rasa kolektivitas, 4) kebiasaan hidup yang lamban, 5) kepercayaan kepada tahayul, 6) kebutuhan materiil yang bersahaja, 7) rendahnya kesadaran terhadap waktu, 8) cenderung bersifat praktis, dan 9) standar moral yang kaku. Persyaratan bagi eksistensi pola kebudayaan tradisional tidak hanya menyangkut kesembilan ciri-ciri diatas, melainkan juga harus memperhitungkan kekuatan-kekuatan luar desa (supra desa) seperti struktur kekuatan tertentu yang mendomin