REVIEW MATERI SEJARAH PEDESAAN PERTEMUAN KE-5
Klasifikasi penduduk Jawa menurut Sutardjo Kartohadikusumo didasarkan pada mata pencahariaan penduduk Jawa yaitu bertani. Bagi orang Jawa tanah adalah segala-galanya. Berbeda dengan di Jawa, keadaan tanah di Madura tidak baik untuk bertani, sehingga orang Madura menggantungkan hidupnya salah satunya dengan beternak, misalnya beternak sapi. Sutardjo Kartohadikusumo mengklasifikasikan penduduk desa Jawa menjadi beberapa lapisan sosial berdasarkan faktor pemilikan atau penguasaan lahan pertanian, lambang status yaitu
1.
Warga desa yang memiliki tanah pertanian, rumah,
dan tanah pekarangan.
2.
Warga desa yang mempunyai rumah dan tanah
pekarangan.
3.
Warga desa yang mempunyai rumah diatas pekarangan
orang lain.
4.
Warga desa yang kawin dan mondok di rumah orang
lain.
5.
Pemuda yang belum kawin
Pelapisan sosial masyarakat
desa di Indonesia menurut Smith and Zopf diklasifikasikan berdasarkan kriteria:
1.
Luas/sempitnya pemilikan atau penguasaan tanah.
2.
Adanya pihak lain di luar sektor pertanian.
3.
Didasarkan sistem persewaan atau penguasaan tanah.
4.
Sifat pekerjaan.
Struktur sosial horizontal merupakan gambaran mengenai keberagaman pengelompokkan
sosial dalam masyarakat. Secara umum masyarakat desa merupakan komunitas yang
skecil sehingga antara orang yang satu dengan yang lain terdapat kemungkinan
yang besar untuk saling berhubungan secara langsung dan saling mengenal secara “pribadi”,
yang disebut kelompok primer. Kelompok primer yang utama dalam masyarakat
adalah keluarga, lalu ketetanggaan dan komunitas. Keluarga merupakan kelompok
sosial yang mempunyai peran dan pengaruh yang paling dominan. Smith dan Zopf
membedakan dua pola umum desa, yaitu:
1. Desa sistem satu kelas, dimana pemilikan lahan pertanian penduduk mempunyai luas yang rata-rata sama, sehingga terdapat pelapisan atau stratifikasi sosial.
2. Desa sistem dua kelas, dimana pemilikan lahan pertanian penduduk mempunyai luas yang secara mencolok, yaitu terdapat polarisasi sosial.
Komentar
Posting Komentar